Saya adalah satu dari dua wanita yang tiba-tiba mencetuskan untuk membuat satu nama Yulutrip Indonesia. Dimana perjalanan murah adalah suatu keharusan, mencari cara pulang adalah kesenangan dan sampai di tujuan adalah kebanggaan. Bersama "partner in crime" saya yuwi jamal kita akan membagi pengalaman kita dalam tulisan dan video.
semoga bermanfaat bagi yang membacanya.

"My Backpack is my home"


Minggu, 13 Desember 2015

Belajar dari pengalaman

Perjalanan dengan sleeper bus dari Ho Chi minh city menuju Na trang (Vietnam)

"Semakin banyak tempat yang saya kunjungi semakin banyak  saya belajar"

Bukan.. Bukan perjalanan yang semata mata untuk sekedar selfie dan upload di sosmed yang saya maksud, apalagi menjadikan manusia dari etnis atau suku bangsa tertentu hanya sebagai objek gambar untuk dipamerkan tanpa tahu latar belakang apalagi jika tanpa penjelasan yang menyertainya. 

Perjalanan yang saya maksud adalah perjalanan dimana kita bisa bertemu orang baru dan bertukar pikiran, belajar memilah mana yang baik dan mana yang buruk dari sebuah cerita. Apapun itu, baik sejarah atau cerita selama dalam perjalanan selama kita bisa mengambil pelajaran didalamnya.
Basi memang terdengarnya, tapi percayalah semua itu akan membentuk pribadi yang lebih baik.

Terlepas dari Dibelahan dunia mana, etnis apa yang menempati, kepercayaan apa yang mereka miliki, pakaian seperti apa yang mereka kenakan, bangunan seperti apa yang mereka sebut rumah, bahasa apa yang mereka gunakan atau makanan apa yang mereka makan setiap hari.
"we are just human living on this earth, basically we are the same"
Kita manusia yang tinggal dibumi ini, pada dasar nya sama, kita mencari kebahagiaan.
Absurd memang, Kebahagiaan macam apa yang kita inginkan dan dambakan, tapi itu bukan alasan untuk saling membedakan bukan?

Terkadang kita terlalu terobsesi dengan tren dan media.
Ada perbedaan signifikan dari orang yang belajar dari "menonton"  dan orang yang belajar langsung dilapangan. Kalian semua pasti mengerti apa yang akan saya katakan selanjutnya.. 

Ya, orang yang hanya menonton mudah terhasut, mudah menyalahkan dan mudah diarahkan.
Tidak semua Media  selalu menampilkan apa yang seharusnya kita tahu, ada sebagian media yang hanya mencari sensasi untuk mereka bertahan hidup ada pula media yang menampilkan sesuatu untuk kepentingan tertentu. Melihat langsung dilapangan akan membuat kita sadar.. Kita terlena dengan kemudahan informasi dan lupa memilih serta menyaringnya terlebih dahulu.
Televisi menampilkan anak usia dini sibuk mencari pasangan, banyak artis muda yang menjadi panutan yang hanya bisa melakukan kekonyolan atau sibuk saling menghina satu sama lain. 
Ayolah..  Segala sesuatu yang berlebihan tidak pernah baik. Termasuk televisi.

Saya sedih melihat banyak komentar buruk tentang Indonesia tentang saudara kita sendiri dan beberapa di antara kita mengagung-agungkan negara lain, saya tahu dimana posisi Indonesia dalam perekonomian dunia, atau dalam tingkat kemakmuran rakyatnya atau bahkan tingkat polusi nya. Apapun itu bukan berarti kita punya alasan menghina negeri sendiri, dengan segala keindahan alam, kekayaan budaya dan semua isi didalamnya bukan berarti juga kita harus menyombongkan diri dan menghina bangsa lain. 

Bukan.. Bukan cuma kita orang Indonesia saja yang seperti itu..  Saya berbicara kita: manusia
Lucu memang jika saya kumpulkan semua cerita mengenai pertemuan saya dengan manusia yang berpikiran sempit atau berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu.
Seperti ketika saya bertemu dengan seorang pria Rusia yang menikah dengan wanita Thailand dan tinggal di Vietnam (terdengar seperti seorang petualang bukan?)  beliau berkata pada saya setelah dia tahu saya berasal dari Indonesia: "saya belum pernah mengunjungi Indonesia suatu hari saya harus merasakan  WILD LIFE, JUNGLE LIFE and SOME KIND OF PRIMITIVE LIFE" saya tahan tawa saya. Saya tidak bisa langsung menyalahkan atau membela diri tanpa tahu alasannya ketika saya tanya dimana tempat yang di maksud dia bahkan tidak tahu mana Indonesia dan mana Malaysia begitu pula saat beliau berkata kemungkina Indonesia dekat dengan Borneo. Oke cukup tidak perlu di lanjutkan. Saya mengerti beliau belum pernah ke Indonesia dan saya mengerti bahwa beliau mendengar dan melihat banyak berita tentang Indonesia baik dari media atau dari teman dan itu yang beliau pikirkan.

Dari sini saya belajar untuk berusaha menjadi pendengar dan memahami arah pembicaraan lawan bicara saya, jika saya tidak mengerti akan sesuatu saya akan bertanya untuk penjelasan, jika saya tidak setuju dengan sesuatu, saya akan menunggu waktu dan mempertimbangkan perlukah mengungkapkan pendapat atau tidak dan perlukah menjelaskan atau tidak. 

Pada kasus saya dengan pria Rusia, saya menjelaskan banyak hal pada beliau, karena beliau memberikan saya waktu dan mau mendengarkan penjelasan saya. Saya belajar untuk tidak serta merta membela diri, memotong pembicaraan, menganggap orang bodoh apalagi harus menunjukan kebencian karena menganggap beliau berbeda dengan saya. untuk apa? Saya tidak mencari musuh, saya senang berteman.

Belajarlah untuk mengerti, menganggap diri pintar adalah pilihan kurang pintar dan menganggap diri selalu benar adalah tidak benar.

Mari saling memberi informasi yang benar dengan santun, kita semua adalah pengembara di bumi ini. Kita semua sedang belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar membuat kita kaya
silahkan berkomentar baik atau buruk asalkan dari hati :)